Sekolah hanya mengajari sejarah secara garis besar saja. Pelajaran sejarah sekolah hanyalah alat propaganda. disini tempat belajar sejarah anti mainstrim

Wednesday, November 22, 2017


Yosh kali ini mimin mau bahas hal menarik dan unik nih tentang kenaikan pangkat Militer pada masa masa kemerdekaan . Sejauh ini di Dunia kemiliteran Khusunya Indonesia memiliki 2 struktur dasar cara untuk membuat seorang tentara mendapatkan kenaikan pangkat yaitu :

1.       1. Kenaikan pangkat reguler. Kenaikan pangkat ini diberikan kepada tentara setiap 4 tahun sekali dan mendapatkan kenaikan satu pangkat.
2.      2.  Kenaikan pangkat khusus, meliputi :
A.      Kenaikan pangkat medan tempur
B.      Kenaikan pangkat luar biasa
             C.   Kenaikan pangkat penghargaan

Tapi itu semua tidak berlaku kepada seorang pemuda dengan nasib yang sangat beruntung. Mari kita kembali ke masa awal kemerdekaan !. Ini semua berawal dari kebutuhan bung karno akan seorang ajudan dengan pangkat Militer, karena bung karno melihat tamu undangan dari Negara Filipina memiliki seorang ajudan. Tanpa fikir panjang, bung karno langsung mengangkat seorang pemuda menjadi seorang perwira:v. “Dengan ini, aku mengangkatmu jadi letnan”. TRINGGG jadilah seorang pemuda itu menjadi seorang letnan :v. Namun keberuntungan pemuda itu tak sampai disitu saja. Tak perlu menyelesaikan misi, tak butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, hanya dalam hitungan Jam, pemuda itu mendapat kenaikan hingga 3 pangkat yang awalnya letnan menjadi mayor :v. Itu karena seorang penasihat Presiden mengatakan bahwa itu bisa merepotkan bila berhadapan dengan kepala Negara Asing. Sang penasihat mengatakan “Ratu Juliana dari Negeri Belanda mempunyai seorang ajudan berpangkat Kolonel”. Lalu Bung Karno kemudian memanggil kembali ajudannya. “sudah berapa lama engkau jadi letnan?Tanya presiden. “satu setengah jam pak”jawabnya dengan hormat. “Negara kita baru lahir tetapi tumbuh cepat. Mulai sore ini engkau jadi mayor !”. :v

Catatan : Bung Karno mengangkat pangkat ajudannya menjadi mayor atas perbandingan jumlah penduduk dari antara Indonesia dan Belanda karena pangkat letnan tergolong kecil untuk menjadi ajudan presiden yang memimpin 90 juta jiwa pada saat itu. Sedangkan ratu Juliana yang memiliki pendudukan 30 juta jiwa yang jauh di bawah Indonesia tapi memiliki ajudan berpangkat Kolonel.

Namun itu merupakan hal yang wajar bagi sebuah Negara yang baru terlahir, karena semuanya masih serba acak-acakan dan belum tertata rapih baik sistem penyelenggaraan pemerintahan maupun segala kegiatan ke protokoleran. Pembahasan di atas hanyalah satu dari mungkin ratusan ke absurdtan semasa awal kemerdekaan. Contoh lain adalah ketika seorang pejuang berhasil merebut/ merampas mobil milik orang Belanda lalu perjuang yang berhasil merebut mobil milik Belanda itu mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang Jenderal :v :v.

Sumber : Buku Sukarno penyambung lidah rakyat ( edisi revisi)
6:26 PM   Posted by Unknown in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search