Kerad juga ini anak |
Karena satu kata itu satu Negara menjadi gaduh, hanya dengan mulut mengucap kalimat
itu seseorang bisa di vonis menjadi anti NKRI. Mari jernihkan fikiran mari
telaah lebih jauh. Kafir bukanlah kata yang baru lahir, bukanlah kata yang bisa di sama artikan dengan bangsat,
goblok ataupun ungkapan yang melecehkan dan menghinakan lainnya. Kafir hanyalah
ungkapan terhadap mereka yang bukan pemeluk agama islam.
Sama halnya dengan “GOYIM”
dalam yahudi maupun “DOMBA-DOMBA TERSESAT” dalam Kristen untuk menggungkapkan
orang-orang yang berada di luar ajaran mereka. Apa itu menghina?, tentu tidak. Itu
hanya sebuah ungkapan. Sama halnya seperti ini. Ketika orang kulit putih,
khususnya eropa datang ke Indonesia, mereka oleh bangsa kita disebut sebagai “BULE”.
Apa kalimat itu menghinakan Orang-orang kulit putih?, tidak ! itu hanya
ungkapan / panggilan saja, tidak ada konteks menghinakan.
Hanya saja yang membuat seolah-olah kata KAFIR di salah
artikan sebagai hinaan, karena terkadang kata tersebut di ucap berbarengan
dengan teriakan dan intonasi yang tinggi. Coba kalian mengucapkan kalimat
apapun dengan keras dan intonasi yang tinggi,tentu kalimat itu serasa menjadi
kasar bukan?. Tidak berbeda jauh dengan itu, masalah KAFIR hanyalah masalah
pada pengucapan saja
Yuk berfikir jernih jangan mudah terprovokasi, jangan merasa
diri menjadi paling NKRI hanya karena tergabung dalam suatu laskar maupun
lembaga swadaya yang hanya dengan jargon maupun lambang yang ke NKRIan. Mereka
yang NKRI adalah yang punya sumbangsih terhadap Negara ini, bukan hanya mereka
yang sebatas meneriakan diri sebagai NKRI, karena sekarang bukanlah tahun 1945an,
bukanlah zamannya perang. Siapapun bisa berteriak sebagai NKRI tapi belum tentu
punya sumbangsih. Mari jernihkan fikiran jangan mudah terprovokasi. Karena ada
sebagian diantara kita yang mendapatkan makan dari kebencian yang mereka
sebarkan.
0 komentar:
Post a Comment