Sekolah hanya mengajari sejarah secara garis besar saja. Pelajaran sejarah sekolah hanyalah alat propaganda. disini tempat belajar sejarah anti mainstrim

Wednesday, December 20, 2017


350 tahun Negeri kita dijajah Belanda. Hingga pada tahun 1942, Belanda yang gagah dan maha perkasa itu di tendang keluar oleh Jepang tanpa melakukan perlawanan dan meninggalkan tanah jajahannya begitu saja. Tentulah sesuatu yang mampu mengusir penjahat dianggap sebagai pahlawan. Akan tetapi dalam hitungan hari anggapan itu segera memudar, bukannya keadaan menjadi membaik setelah penjahat itu di tendang keluar , tetapi justru malah sebaliknya. Bisa dikatakan bahwa sesusah-susahnya hidup tidak ada yang lebih susah dibanding zaman Jepang. Syukurlah tampuk kekuasaan Jepang hanya seumur jagung. Di masa penjajahan Jepanglah, transisi kekuasaan beralih, dari tanah jajahan menuju tanah yang merdeka. Tepat pada pukul 10:00 pada hari Jumat di bulan suci ramadhan, proklamasi dibacakan, dengan itu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Di balik keheroilkan proklamasi dan kemerdekan kita, banyak kisah-kisah menarik dan hal-hal yang perlu kita ketahui didalamnya.

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-Hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarkan dengan cara saksama dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya”
Jakarta, 17-18-45
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta  

Pernyataan itu di tulis dalam hitungan jam tanpa persiapan, pernyataan itu ditulis di atas selembar kertas bergaris-garis biru, kertas yang dirobek dari sebuah buku anak sekolahan. Pena yang digunakan untuk menulis kalimat keramat itu bukanlah pena bulu ayam yang layaknya digunakan dalam mendeklarasikan kemerdekaan seperti yang dilakukan Amerika. Pena yang digunakan hanyalah pena pinjaman yang entah kemana pena bersejarah dan mempunyai nilai historis yang sangat penting itu. Naskah tulisan asli bung karno yang amat bersejarah itupun setelah diketik ulang sempat meraskan masuk tong sampah , namun syukur naskah original itu bisa diselamatkan oleh BM Diah yang menemukannya di tong sampah rumah laksamana Maeda.

Setelah fix kemudian naskah proklamasi itu diketik ulang oleh Sayuti Melik menggunakan mesin TIK pinjaman dari Angkatan laut Jerman (kriegs marine). Semula mesin TIK yang hendak digunakan adalah mesin TIK milik Laksamana maeda, namun karena menggunakan huruf kanji, alhasil meminjam pada Kriegs marine yang menggunakan huruf latin. Sama halnya seperti pulpen, mesin TIK bersejarah itupun hilang entah kemana rimbanya.

Naskah itu dibacakan dengan menggunakan pengeras suara hasil curian dari Jepang, dan bendera merah putih di kibarkan menggunakan bambu sebagai tiangnya, dalam kemerdekaan itu tidak ada kembang api, marching band ataupun kegiatan protokoler kenegaraan. Itu berlalu begitu saja.

Sebagai seorang Presiden tentulah bung Karno harus memiliki sebuah mobil kepresidenan dan mobil yang didapat adalah mobil buick yang muat untuk tujuh orang yang merupakan mobil paling besar dan bagus di Jakarta. Mobil itu merupakan milik seorang jawatan kereta api yang diminta sudiro kepada sopir si pemilik mobil.

Ketika masa-masa reda setelah persetujuan linggar jati, Indonesia mulai melakukan hubungan Diplomatik di dunia Internasional. Departemen luar negeri Indonesia pada masa itupun sangat memprihatinkan. Kedutaan Republik Indonesia yang pertama adalah rumah tukang cukur dimana sang duta dan istrinya menyewa kamar disana. Dengan gajih yang hanya 6 dollar per minggu. Ketika hendak menghadap presiden Filipina kala itu duta besar RI meminjam jas milik si tukang cukur.

Di dalam negeri keadaan tidak lebih baik. ketika bung Karno ingin menjamu tamu dari luar negeri yang pertamannya yaitu Jenderal Filipina bernama Jenderal Romula, di istana presiden kala itu bahkan tidak ada piring maupun taplak meja. Karena semua barang telah dibawa pergi oleh Jepang ketika meninggalkan RI. Yang ada kala itu hanya satu set cangkir plastik berwarna hijau. Alhasil mutahar yang seorang mantan pelaut mencari peralatan makanan seperti piring, sendok dan garpu yang terbuat dari perak dan taplak meja berwarna putih kepada Restoran Oen, restoran milik tionghoa. 

Tamu Negara pertama kala itupun hanya mendapat suguhan air mineral. Tidak ada anggur (wine)    

8:56 PM   Posted by Unknown with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search