Sekolah hanya mengajari sejarah secara garis besar saja. Pelajaran sejarah sekolah hanyalah alat propaganda. disini tempat belajar sejarah anti mainstrim

Tuesday, December 19, 2017

Indonesia, Negara yang kaya raya, kaya sumber daya alamnya, namun yang kaya hanya wakil rakyatnya. angka kemiskinan di Indonesia tergolong tinggi. Di Artikel kompas keluaran Rabu , 19 Juli 2017, angka kemiskinan di Indonesia tahun 2017 mencapai 27,7 juta jiwa. Angka ini bukan lahir atas kesalahan pemerintah semata, namun pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memelihara kaum dhuafa yang berjumlah 27,7 juta jiwa tersebut, ini tercantum dalam pasal 34 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Tanggung Jawab akan Fakir miskin memang merupakan tanggung jawab pemerintah, akan tetapi apakah hal ini serta merta menjadi tanggung jawab mutlak pemerintah? Jelas tidak !, masyarakat tentulah harus ambil bagian dari penyelesaian masalah ini, karena ini adalah masalah kemanusiaan yang membutuhkan manusia lain, karena sejak ratusan tahun yang lalu bangsa kita telah mengenal istilah gotong royong. 

Perlu kita garis bawahi bahwa mengatasi kemiskinan disini bukan berarti memberantas kemiskinan. Karena pada hakikatnya kemiskinan pastilah ada dan tak bisa benar-benar di berantas, misalnya miskin hati. Di Negara sekelas Dubai pun orang miskin maupun tuna wisma pastilah tetap bisa di jumpai walaupun di Negara tersebut mobil-mobil sport dibuang sembarangan. Maka dari itu, omong kosonglah bahwa ketika sebuah pemilu dan seorang kandidat menyatakan ketika nanti dirinya memimpin akan memberantas kemiskinan.

Lantas bagaimana perananan masyarakat dalam mengatasi kemiskinan ini?. Bisa dengan turun ke jalan membagikan makanan, bergabung dengan organisasi kemasyarakatan ataupun memikirkan sebuah opini (pandangan)/ pemikiran, tentang bagaimana cara mengatasi masalah ini. Karena sebuah dasar pemikiran punya peranan yang tak kalah penting dalam penyelesaian masalah ini. Sebuah pemikiran mampu merubah serta menggerakan masa,  misalnya manifesto communism karya Karl Max yang melahirkan ideologi komunis ataupun Mein kampf Hitler yang dianggap sebagai injilnya NAZI.

Membangun sebuah Rumah senja di setiap daerah/ kabupaten. Sebelum kita bahas lebih lanjut, Apa sih yang dimaksud Rumah senja?. Rumah senja tidak berbeda jauh dengan yang namanya homeless shelter, hanya perbedaan pada penamaanya, bisa dikatakan bahwa rumah senja adalah penginapan gratis untuk para tuna wisma. Jadi ketika malam tiba, para tuna wisma tidak harus lagi tidur di emperan toko dengan menahan dinginnya malam dan tidur hanya dengan beralaskan kardus bekas. Sebenarnya rumah senja bukanlah konsep yang saya miliki melainkan berawal dari apa yang saya tonton dalam film pursuit of happiness. Hanya saja, saya memodifikasi penamaannya agar lebih Indonesia dan mungkin ada sedikit perbedaan konsep  antara rumah senja dan homeless shelter. Jika homeless shelter hanya memberi tempat untuk tidur, maka rumah senja, selain memberikan tempat tidur juga memberikan makan sebelum tidur dan memberi makan setelah bangun. Inilah salah satunya cara memanusiakan manusia dan pengaplikasiaan dari pasal 34 UUD 45 ayat (1). Setidaknya jika pemerintah tidak mampu memberikan rumah terhadap para tuna wisma, sebisa mungkin pemerintah  memberi mereka sedikit kenyamanan serta kehangatan suasana sebuah rumah yang telah lama tidak mereka rasakan. Rumah senja ini tidak akan terwujud jika tidak ada campur tangan pemerintah.

Logo Rumah Senja.
  • Lingkaran    : Melambangkan sebuah matahari
  • Warna oren  : Menggambarkan waktu sore (senja)
  • Rumah         : Mewakili tempat berlindung
  • Orang           : Menggambarkan sebuah ajakan untuk pulang
Makna dari lambang itu adalah ketika waktu senja(sore) telah tiba tuna wisma mempunyai tempat untuk pulang, tempat untuk beristirahat, tempat kemana mereka harus berlindung ketika hari berganti menjadi malam. Namun ini semua masih sebatas konsep dan gagasan pribadi.

Di setiap daerah, disetiap desa, perumahan, komplek pastilah rumah ibadah umat islam ini sangat mudah dijumpai. Bahkan dalam satu desa atau tempat, bisa dijumpai lebih dari 1 masjid dalam jarak 300-500 meter. Masjid mempunyai administrasi keuangan dari sumbangan swadaya masyarakat melalui perantara kotak amal maupun sumbangan langsung dari para dermawan. Bisa dikatakan pemasukan keuangan masjid tergolong besar dan takan pernah surut. Akan tetapi yang kita ketahui keuangan dari pendapatan kotak amal terkadang hanya di perguanakan sebagai bayar listrik, air dan sisanya untuk membangun kemegahan sebuah masjid. Kebanyakan dari pihak DKM masjid selalu berlomba-lomba membangun masjid semegah mungkin, padahal membangun kemegahan masjid bukanlah sebuah prioritas, dan secara mendasar tujuan masjid dibangun bukan untuk bermegah-megah dan dimegah-megahkan. Sekarang coba kita bayangkan jika uang sisa dari pembayaran listrik dan air sebagian disisihkan lalu dibelikan sembako dan diberikan kepada fakir miskin (bukan yang memiskinkan diri dan berpura-pura miskin) yang bermukim di sekitaran Masjid atau yang masih bisa terjangkau oleh masjid. Insha allah problem kemiskinan bisa teratasi dan yang lebih baik lagi, sumbangan bisa tepat sasaran dan terakomodir dengan baik dan uang-uang masyarakat yang dititipkan pada masjid bisa jauh lebih bijak dan bermanfaat dalam pengunaannya dari pada membangun sebuah susunan batu bata. Karena kita(Islam) bukan orang-orang yang menyembah bangunan. Selain menjadi sarana ibadah, masjid juga menjadi pusat dari misi kemanusian di daerah/desa.  Terkadang seseorang terlalu terpaku dalam membangun sebuah bangunan dari pada membangun sebuah penghidupan


Namun di luar itu semua dengan adanya kemudahan teknologi, kita semua bisa membantu saudara kita yang membutuhkan melalui badan zakat yang sudah merangrang buana dalam misi kemanusiaan. dengan cukup di dalam rumah dan niat yang tulus cukup dengan meng klik Donasi kita semua telah menyelamatkan ribuan kaum dhuafa dan menjadi Hero Zaman now. Karena satu gerakan nyata lebih berarti dari ribuan tundukan doa  


7:13 PM   Posted by Unknown in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search