Sekolah hanya mengajari sejarah secara garis besar saja. Pelajaran sejarah sekolah hanyalah alat propaganda. disini tempat belajar sejarah anti mainstrim

Friday, December 15, 2017

Monumen Rawa gede
sumber : http://sebandung.com/2015/10/cerita-dibalik-peninggalan-peninggalan-sejarah-karawang-dari-masa-ke-masa-2/
Dalam peperangan pembantaian seolah-olah menjadi sebuah bagian yang tak dapat bisa terpisahkan bak romea dan juliet, salah satunya adalah yang menimpa rawa gede puluhan tahun silam.

Tanggal 17 Agustus 1947 pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat untuk melakukan gencatan senjata hingga ditanda tanganinya perjanjian Renvile (perjanjian lanjutan atas perjanjian linggar jati yang membahas batas wilayah). Akan tetapi kontak senjata masih terus terjadi khusunya di wilayah Karawang-Bekasi.

Jika berbicara tentang pembantaian rawa gede tentu tidak bisa lepas dari sosok kapten Lukas Kustaryo, bukan karena kapten Lukas yang melakukan pembantaian. mari kita ulas : Kapten Lukas kala itu merupakan orang yang paling dicari antara Karawang-Jakarta oleh pihak Belanda hidup atau mati. Kiprahnya sangat merepotkan Belanda Sebab kapten dengan tinggi 160cm itu sering mensabotase kereta yang membawa persenjataan dan logistic belanda, melakukan penyergapan terhadap pos-pos dan patroli Belanda, tak sampai disitu, Kapten Lukas kerap menyamar mengenakan seragam tebtara Belanda yang berhasil dibunuhnya lalu menyerang dan menembaki tentara Belanda. Selain itu, setiap kali seradau Belanda berusaha menyergap dan menangkap “Begundal Karawang” itu, selalu pulang dengan tangan kosong. Dia licin bagai seekor belut bahkan mungkin lebih licin dari papa Setnov. Karena kiprahnya itulah yang membuat pihak Belanda kesal bukan kepalang, yang membuat dirinya menjadi orang paling dicari pasukan Belanda di wilayah Karawang-Jakarta.

Pada tanggal 8 Desember 1947 sehari sebelum pembantaian terjadi dan tanggal yang sama ketika perundingan petama tentang perjanjian Renvile, pihak intelijen Belanda (NEFIS) mendapat Informasi bahwa orang paling buron itu berada di desa rawa gede. Saat itu cuaca hujan sangat deras di rawa gede.

Tanggal 9 Desember 1947 hari selasa kala itu cuaca masih sama, hujan sangat deras masih berlangsung, seolah-olah meberikan sebuah pertanda. Pada malam hari tanggal 8, satu hari sebelum pembantaian terjadi, beberapa warga sudah mengetahui bahwa akan terjadi seragan ke desanya, akan tetapi  warga beranggapan Belanda tidak akan mungkin datang dengan cuaca yang seperti itu dan bagi warga desapun tidak memungkinkan keluar rumah kala itu untuk melarikan diri. pukul 04:00 pagi hari, Tentara Belanda yang dipimpim mayor Alphons jean hendri wijen dengan posisi siap tempur berbondong bondong memasuki desa, kala itu tentara Belanda seperti orang kesurupan, melakukan terror, menembak membabi buta, mendatangi satu persatu rumah mencari para laki-laki dari mulai umur 15 tahun ke atas. Mereka di giring menuju lapangan ditanyai perihal keberadaan Lukas Kustaryo. Karena mendapat jawaban yang sama “TIDAK MENGETAHUi” dan tak menemukan sepucuk senjatapun milik pejuang republik, Belanda gelap mata hingga akhirnya menembaki warga sipil. Warga sipil di bariskan sebanyak 60 orang, dalam setiap barisan ada 20 orang, mereka ditembak dari jarak 2,5 meter.

Beberapa orang lain bersembunyi di sungai-sungai menutupi dirinya dengan eceng gondok agar tidak ditemukan oleh serdadu Belanda, namun itu semua sia-sia, karena Belanda membawa anjing pelacak. Dalam hitungan Jam, rawa gede hampir tidak memiliki laki-laki dan menjadi sebuah desa janda. Tak puas hanya dengan membunuh, Belanda juga membakar beberapa rumah warga yang kedapatan menyimpan lambang-lambang Republik Indonesia.          

Setelah Belanda pergi meninggalkan desa, para Ibu dan Istri dengan disertai tangisan mulai mencari Jasad anak, suami dan kerabat mereka. Hujan yang terus mengguyur bercampur dengan darah segar, hingga membuat air yang menggenang berubah warna menjadi merah pekat.

Dalam kondisi terburu-buru karena khawatir akan terjadi serangan susulan, Para ibu dan istri mengangkut bahkan mungkin menyered jenazah kerabat mereka masing-masing dan mulai menggali liang kubur dengan alat ala kadarnya seperti golok. Mayat-mayat itupun tak sempat dimandikan terlebih untuk dishalatkan. Kuburan yang digalipun hanya sedalam 0,5 – 1 Meter saja, dengan Jasad yang dikuburkan dengan dibalut oleh kain sprei. Mayat yang tidak terkubur dengan terpaksa harus di buang ke kali.

Dalam pembantaian Rawa gede, total korban tewas mencapai  431 orang, walau demikian ada beberapa orang yag berhasil selamat dari peristiwa biadab itu. Tentang keberadaan kapten Lukas sendiri komandan batalion I / Divisi Siliwangi itu, sempat singgah di desa rawa gede, namun karena mengetahui keberadaannya tercium tentara NICA, beliau pindah ke desa lain, sedangkan persenjataan telah dipindahkan ke desa tunggak jati.

Tentara Belanda yang dikerahkan dalam pembantaian itu sebanyak 300 orang dan diperkirankan serdadu-serdadu itu adalah mantan algojo-algojo yang pernah melakukan pembantaian di Sulawesi.

Peristiwa ini adalah salah satu alasan kenapa Kabupaten Karawang dijuluki sebagai Pangkal perjuangan.

foto :
Sumber : https://featureweblog.wordpress.com/2013/06/19/pembantaian-rawa-gede-karya-nicholas-rhino-nim-11140110163/
gerbang taman makam
sumber : https://homeindustry13.wordpress.com/posdaya/ekonomi/pariwisata/monumen-rawagede/
diorama
sumber : http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2011/12/111209_pixrawagede
action figure atau entah apalah itu namanya
sumber : http://mediaindonesia.com/news/read/118546/karawang-bekasi-dalam-gejolak-revolusi/2017-08-21
Begundal Karawang a.k.a Kapten Lukas kustaryo

sumber : https://news.okezone.com/read/2016/11/25/525/1551641/news-story-rawagede-kisah-adul-atung-berangkulan-saat-dijemput-ajal




Catatan : Karena admin belum sempet ke monumen rawa gede jadi sementara nyuri dari internet dulu

Referensi :
Buku Sejarah Kabupaten Karawang ( pemerintah Kabupaten karawang dinas kebudayaan dan pariwisata)

1:40 AM   Posted by Unknown with 2 comments

2 comments:

  1. Ditunggu tulisan selanjutnya ya de ernes 😄😄

    ReplyDelete

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search